Senin, 21 Februari 2011

Sensasi Gurih Ikan Sidat Torpedo

Sidat Kita

Sidat Kita
Bandung - Pernah mendengar nama ikan sidat atau bahkan menyantapnya? Kalau belum, sepertinya harus mengunjungi rumah makan Kampung Laut Pangandaran di Jalan Tubagus Ismail No.22.
Saat masuk ke warung seafood ini, akan langsung disuguhi dua buah akuarium yang isinya adalah ikan sidat. Bentuknya pasti akan mengingatkan anda pada belut.

Ikan bernama latin Angguila Sp ini memang masih familinya belut. Seringkali disebut belut bertelinga atau Moa. Ukurannya panjang, berlendir, dengan bagian kepala yang mirip dengan ular kobra. Tapi hewan ini jinak lho! Hanya saja memang sulit untuk ditangkap, selain berlendir, juga pintar berkelit. Panjangnya berbeda-beda dari mulai 30 sentimeter sampai 1 meter.
Nah, menu ikan sidat yang diberi nama ikan sidat torpedo ini jadi salah satu andalan di warung Kampung Laut Pangandaran. Pemiliknya Dedi (35) mengklaim kalau di sini satu-satunya tempat yang menjual ikan sidat di Kota Bandung.

Ide menjual ikan sidat muncul karena dirinya berasal dari Pangandaran, asal ikan sidat yang dia jual. "Dari dulu keluarga saya memang suka mengkonsumsi ikan sidat," ujar pria yang ramah pada pengunjung ini.

Kalau penasaran silahkan saja berkunjung. Ada tiga menu ikan sidat yang bisa dipilih seperti ikan sidat bakar, pepes ikan sidat dan ikan sidat goreng.
Untuk ikan sidat bakar mengolahnya cukup gampang. Setelah ikan diambil dari akuarium atau kolam, lalu dibersihkan. Setelah ikan mati, belah tubuh ikan jadi dua bagian lalu pipihkan dengan palu. Potong-potong menjadi beberapa bagian dan bubuhi dengan garam.

Menurut Dedi, daging ikan sidat ini sudah gurih sehingga tidak diperlukan bumbu lain dan cukup dilumuri dengan garam. "Rasanya sudah mak nyos!" ujar Dedi menirukan jargon presenter kuliner kenamaan Bondan Winarno.

Garam yang digunakan pun menurut Dedi bukan garam meja biasa, tapi garam blok yang teksturnya lebih kasar agar rasa garam lebih menyerap ke daging ikan.

Cukup dibakar selama 10 menit atau tergantung dari panasnya bara api. Selama pembakaran, daging ikan dilumuri berkali-kali dengan minyak goreng, tapi jangan minyak goreng bekas. Ehm... tempat pembakaran yang posisinya di depan warung pun menyebarkan aroma ikan bakar yang menggoda. Setelah matang barulah ikan disajikan.

Selain ikan sidat bakar, juga ada ikan sidat pepes yang lebih kaya akan bumbu. Karena membuatnya memerlukan proses yang tidak sebentar, ikan sidat pepes harus dipesan satu hari sebelumnya.

Selain menu ikan sidat, Dedi juga menyajikan berbagai menu ikan dari hasil laut Pangandaran. Antara lain bawal, baronang, kerapu bahkan ada juga ikan hiu. Cukup bikin penasaran bukan?
By. Sidat Kita


◄ Newer Post Older Post ►