Rabu, 23 Februari 2011

Tradisi ngalungi panen raya

Sumber-Tradisi ngalungi setelah panen raya selasa sore di gelar di desa Krikilan kecamatan Sumber. Kegiatan yang diikuti ratusan petani pemilik sapi ini dipusatkan disekitar pasar desa Krikilan. Ini dilakukan Sebagai wujud rasa syukur petani khususnya pemilik ternak menghormati keberadaan sapi yang telah berjasa membantu petani mengolah lahan pertanian, khususnya dalam membajak sawah dan memanfaatkan kotorannya sebagai pupuk.


Salah satu Peserta dari desa Logede-Sukarman mengatakan, tradisi ngalungi merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan sejak tahun 1992, dengan membawa sapi ke lokasi Pasar Desa Krikilan. Tradisi ini sebagai perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta.


Sukarman menjelaskan, tradisi ngalungi dilakukan dengan mborehi atau mengusap sapi dengan bunga. Dilanjutkan tradisi ngalungi di rumah dengan membagi-bagikan makanan seperti kupat serta lepet kepada tetangga.


Hal senada juga disampaikan Saimin warga desa Logede, bahwa nadzarnya ingin mempunyai sapi telah terkabul, maka pada tradisi ngalungi tahun ini membawa 3 ekor sapinya di pasar desa Krikilan.


Secara terpisah kepala desa Krikilan-Sukirno menjelaskan, peserta ngalungi diwajibkan membawa sapi kepasar desa Krikilan. Mereka berasal dari warga sekitar seperti desa Logede- Logung- Pelemsari- Kedungtulup kecamatan Sumber, Mlatirejo kecamatan Bulu, dan desa Kalinanas kecamatan Japah kabupaten Blora.


Pada pesta ngalungi kali ini rencananya akan digelar dua kali karena sebagian warga belum semuanya panen.

◄ Newer Post Older Post ►