Kamis, 24 Maret 2011

Awali Dengan Impian Dalam Bisnis


Consulting Group, Handi Irawan D, mengatakan, untuk membangun sebuah bisnis yang kuat dan maju harus diawali dengan mimpi."Pasalnya dari mimpi akan timbul keinginan yang besar, kemudian akan muncul usaha dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan mimpi bisnisnya itu," ujarnya saat menjadi pembicara pada peluncuran Bioactiva, obat yang mampu menyembuhkan sejumlah penyakit dan membantu pemulihan sistem kekebalan tubuh secara alami. di Semarang, Jumat (26/6).
Menurut dia, tidak ada bisnis yang bagus tanpa didasari mimpi. Bahkan, membangun bisnis tanpa mimpi dapat diibaratkan sebuah perusahaan berjalan monoton dan terkesan tidak ada keinginan yang kuat mengembangkan bisnisnya lebih maju untuk beberapa tahun ke depan.
Setelah mewujudkan impian itu, kata dia, langkah selanjutnya adalah memiliki strategi tertentu dengan membangun keunggulan produk yang akan ditawarkan ke konsumen.
"Faktor penting yang harus dijaga saat memiliki konsumen, perusahaan harus pandai-pandai mempengaruhi mereka atau mengkapitalisasi mereka dengan memanfaatkan kekuatan pada kesempatan yang tepat untuk mengembangkan bisnis sendiri," ujarnya.
Dia mencontohkan, produk kartu kredit yang disediakan sejumlah lembaga perbankan di Tanah Air bertujuan untuk memudahkan pelanggannya membeli sejumlah barang elektronik atau kebutuhan lainnya.
"Sebetulnya, lembaga perbankan tersebut mampu membangun supermarket sendiri untuk menjual sejumlah produk, tetapi mereka lebih memilih mempengaruhi pelanggannya memenuhi segala kebutuhannya kepada perusahaan lain yang menjadi mitra perbankan, tanpa harus menanggalkan statusnya sebagai nasabah di suatu lembaga perbankan," ujar Handi.
Hal serupa juga dilakukan oleh perusahaan sepeda motor yang ada di Indonesia, dengan mengarahkan konsumennya untuk membeli semua suku cadang asli yang disediakan perusahaannya.
"Perbaikan secara berkala juga diarahkan pada bengkel yang disediakan oleh perusahaan. Hal ini menjadi bukti bahwa perusahaan memiliki kekuatan mempengaruhi konsumennya," katanya menjelaskan.
Selain memiliki kekuatan mempengaruhi konsumen, kata Hadi, faktor sumber daya manusia (SDM) dan sistem di dalam perusahaan juga berpengaruh besar terhadap kemajuan bisnis. "Semua perusahaan harus ditunjang SDM yang berkualitas dan memiliki sistem yang baku, sehingga setiap ada persoalan sudah ada jalan keluarnya," ujarnya.
Tanpa memiliki sistem dalam menjalankan bisnis, dia memastikan perusahaan akan mengalami kesulitan menyelesaikan sejumlah persoalan untuk diselesaikan dalam waktu relatif cepat.
"Untuk menciptakan sistem yang baku, standar operasional perusahaan harus diterapkan terlebih dahulu. Selanjutnya dievaluasi apakah masih perlu ada perbaikan atau dianggap cukup," ujarnya.
Setelah sejumlah tahapan dilalui dengan baik, dia berkeyakinan bisnis yang dijalankan akan mendapatkan keuntungan. "Tidak hanya sekadar keuntungan yang kita dapat, bisnis yang berhasil juga akan mendapatkan nilai tambah pada merek dan pelanggan, yang dapat dijadikan lahan bisnis baru untuk mendapatkan keuntungan tambahan," ujarnya.
Dia mencontohkan, nilai tambah merek sepatu Nike yang mampu menghipnotis para pelanggannya untuk merogoh kocek lebih dalam, meskipun sepatu tersebut diproduksi oleh perusahaan dalam negeri dan dibeli oleh Nike dengan harga yang sangat murah.
"Padahal, perusahaan sepatu bermerek terkenal tersebut tidak memiliki pabrik, tetapi, mereka memiliki nilai tambah. Dengan demikian, pelanggannya bersedia membeli dengan harga yang mahal," ujar Handi




◄ Newer Post Older Post ►