Selasa, 15 Maret 2011

Budidaya Kedondong

PENDAHULUAN
1. SEJARAH SINGKAT
Kedondong merupakan tanaman buah berupa pohon yang dalam bahasa inggris disebut ambarella, otaheite apple, atau great hog plum. Sedang di Asia Tenggara disebut : kedondong (Indonesia & Malaysia), hevi (Filipina), gway (Myanmar), mokah (Kamboja), kook kvaan (Laos), makak farang (Thailand), dan co'c (Vietnam). Kedondong berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini telah tersebar ke seluruh daerah tropik.
 
2. JENIS TANAMAN
Kedondong merupakan tanaman buah yang berasal dari famili Anacardiaceae.
Jenis-jenis kedondong unggul yang potensial dan banyak ditanam oleh para petani
diantaranya adalah kedondong karimunjawa, kedondong bangkok, dan kedondong
kendeng. Kedondong karimunjawa merupakan kedondong yang buahnya berukuran
raksasa/super. Produksi kedondong ini dapat terjadi sepanjang tahun. Bentuk
buahnya lonjong dengan berat 0,7-1 kg/buah.



3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat buah kedondong manis kultivar unggul dimakan dalam keadaan segar,
tetapi sebagian buah matang diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah yang
direbus dan dikeringkan dapat disimpan untuk beberapa bulan. Buah mentahnya
banyak digunakan dalam rujak dan sayur, serta untuk dibuat acar (sambal
kedondong). Daun mudanya yang dikukus dijadikan lalapan. Buah dan daunnya juga
dijadikan pakan ternak. Kayunya berwarna coklat muda dan mudah mengambang,
tidak dapat digunakan kayu pertukangan, tetapi kadang-kadang dibuat perahu.
Dikenal di berbagai pelosok dunia berbagai manfaat obat dari buah, daun, dan kulit
batangnya, dan dari beberapa negara dilaporkan adanya pengobatan borok, kulit
perih, dan luka bakar. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung
60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-
3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang
belum matang mengandung pektin sekitar 10%.
4. SENTRA PENANAMAN
Tanaman kedondong banyak ditanam di negara-negara Asia Tenggara. Salah satu
negara yang menjadi sentra penanaman kedondong ialah Filipina yang memiliki satu
jenis kedondong unggul yaitu jenis Spondias purpurea L. Di Indonesia daerah
penghasil kedondong salah satu diantaranya adalah Karimunjawa (Jepara, Jawa
Tengah).
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Pohon kedondong cabang-cabangnya rapuh dan mudah patah sehingga keadaan
angin yang terlalu kencang dapat merusak pohon ini.
2) Curah hujan yang diinginkan antara 1.000-1.500 mm/tahun. Pada saat musim
kemarau daun kedondong rontok seluruhnya dan pada musim penghujan akan
tumbuh kembali dengan cepat.
3) Pohon kedondong memerlukan banyak cahaya; pohon yang ternaungi
menghasilkan buah sedikit/tidak dapat berbuah sama sekali.
4) Suhu yang hangat sekitar 30 derajat C sangat cocok untuk tanaman kedondong.
5) Kelembaban udara sekitar 14%.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Benih yang akan ditanam harus memenuhi syarat-syarat pertumbuhan, yaitu:
a) Benih berasal dari tanaman induk yang sehat.
b) Benih yang dibeli di toko atau distributor harus yang memiliki persen kecambah
sekitar 80% dan persen kemurniannya juga perlu diperhatikan.
c) Benih yang berasal dari pembiakan vegetatif harus dari bagian tanaman yang
sehat dan dewasa.
d) Benih dapat disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam agar benih dapat
tahan terhadap keadaan lingkungan.
2) Penyiapan Benih
Pengadaan benih kedondong dapat dilakukan secara generatif atau dengan
vegetatif. Secara generatif adalah dengan menggunakan biji. Biji dapat terjadi dari
penyerbukan sendiri maupun dari penyerbukan silang. Oleh karena itu benih yang
berasal dari biji, setelah tumbuh dewasa sifat-sifat dari induknya akan berbeda.
Sehingga kebanyakan orang menggunakan pembiakan vegetatif untuk
memperbanyak tanaman kedondong. Pembiakan vegetatif dapat dilakukan
dengan cara cangkok, stek batang/dengan okulasi sambungan. Benih biasanya
tidak disimpan akan tetapi langsung ditanam di lapangan setelah dilakukan
pembiakan baik pembiakan secara vegetatif maupun generatif.
3) Teknik Penyemaian Benih
Benih dapat disemai terlebih dahulu pada tempat pesemaian khusus. Tempat
pesemaian ini biasanya dibuat dengan naungan dan pinggirnya ditutup dengan
jaring kawat untuk melindungi benih dari gangguan hewan. Penyemaian dilakukan
dengan menggunakan tanah humus atau tanah dicampur dengan kotoran hewan,
setelah tumbuh 4-5 daun dapat dipindahkan ke dalam polybag. Pemindahannya
dilakukan dengan hati-hati karena akar tanaman dapat rusak. Benih disemai pada
waktu 2-3 minggu sebelum tanam.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Semai sebaiknya disiram setiap pagi dan sore hari. Penyiraman menggunakan
gembor yang lubang-lubangnya kecil sehingga kucuran air tidak merusak tanah
pesemaian. Apabila biji yang tumbuh terlalu banyak dan rapat maka perlu
dijarangi. Apabila ada gejala-gejala benih yang terkena serangan hama maka
penyemprotan pestisida dapat dilakukan dengan dosis yang rendah.
5) Pemindahan Bibit
Setelah bibit sudah mencapai pertumbuhan yang baik dengan pertumbuhan daun
antara 10-15 helai maka bibit siap ditanam dilapangan. Waktu pemindahan bibit
dilakukan pada pagi hari/sore hari ketika udara masih sejuk. Setelah bibit
dipindahkan dapat dilakukan penyiraman.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Ulat perusak daun (Cricula trifenestrata Helf.)
Ciri: ulat yang berwarna hitam dengan bintik putih dan bulunya berwarna
berwarna putih, kepala dan perut berwarna merah-cerah. Panjang ulat sekitar 60
mm, dan pupanya berada di dalam kokon berwarna emas dan sering dijumpai
bergerombol pada daun. Kupu betina berwarna coklat dengan rentangan sayap
sekitar 75 mm. Telur berwarna putih keabu-abuan yang diletakkan secara
berderet pada tepi daun atau cabang. Pengendalian: secara alami populasinya
dan penyemprotan insektisida.
2) Kumbang (Podontia affinis Grond.)
Ciri: kumbang berukuran besar, dengan kaki berwarna kuning. Sayapnya dengan
8 bintik gelap, panjang 10-12 mm. Pupa berada dalam tanah. Dewasanya bila
terganggu akan menjatuhkan diri ke tanah. Telur berukuran 1,6 mm yang
diletakkan pada permukaan bawah daun dan tertutup oleh substansi gelap. Betina
hidupnya sekitar 3 bulan dan menghasilkan telur sekitar 500 butir.
Perkembangannya 38-42 hari. Musuh alaminya berupa parasit telur Ooencyrtus
podontiae. Pengendalian: populasinya secara alami dan penyemprotan
insektisida.
7.2. Penyakit
Penyakit pada pohon kedondong sama seperti pada tanaman buah-buahan lainnya.
Jenis penyakit yang sering muncul ialah penyakit kulit (Phytopthora), Fusarium,
Diplodia, Gloeosporium, Phoma, dll yang disebabkan oleh cendawan, bakteri atau
virus. Penyakit biasanya menyerang bagian daun, buah, dan batang. Pengendalian:
menggunakan fungisida zat-zat aditif lainnya seperti bubur bordo dan bubur
belerang.
7.3. Gulma
Alang-alang, rumput-rumputan benalu dan lainnya yang tumbuh pada tanaman
sering mengganggu pertumbuhan. Pemberantasan dilakukan dengan manual yaitu
penyiangan dan dapat pula menggunakan herbisida.
◄ Newer Post Older Post ►