Selasa, 01 Maret 2011

cara pembenihan ikan arwana

Ikan arwana telah dikenal lama sebagai komoditas yang digandrungi oleh masyarakat kelas menengah ke atas, dan bernilai ekspor. Keunggulan ikan arwana silver yang memiliki keindahan bentuk tubuh, warna, dan pergerakannya di akuarium amat disukai pemeliharanya. Usaha budidaya ikan ini mempunyai banyak kelebihan bila dibandingkan usaha terhadap sesama jenis ikan arwana lainnya. Ikan arwana silver telah terdomestikasi di Indonesia cukup lama dan produksinya tidak mengenal musim, yang artinya bisa dipanen kapan saja. Semakin banyak ditebar induknya
pada tingkat umur yang produktif maka panen akan sering bahkan bisa setiap hari. Tujuan budidaya ikan arwana silver melalui program Iptekda LIPI mengharapkan agar masyarakat dapat mengenalnya. Budidaya ini menjanjikan peluang usaha, apalagi karena didukung oleh pasar yang masih terbuka luas baik pasar lokal maupun untuk pemenuhan ekspor. Dengan terbukanya wawasan diharapkan mereka akan mau mencoba untuk berupaya membudidayakan arwana silver dalam rangka untuk meningkatkan kesejateraan mereka. 



Pusat Penelitian Biologi-LIPI telah melakukan sosialisasi di sekitar lokasi kantor yaitu di Desa Sampora, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Paket yang diinformasikan berupa penjelasan bahwa ikan arwana silver atau arwana Brazil merupakan yang paling lama dikenal oleh kalangan pedagang ikan hias, dibandingkan dengan jenis ikan arwana lainnya. Membudidayakan ikan arwana silver mendatangkan keuntungan lain melalui usaha ikutannya seperti pembuatan pakan. Informasi yang disampaikan meliputi pemeliharaan ikan yang dapat dilakukan secara monokultur,
yang artinya hanya satu jenis ikan yang dipelihara. Teknik pemeliharaan dengan perbandingan jantan 1 ekor dan betina 2 ekor, yang jumlahnya disesuaikan pula dengan luas kolam dan volume air. Pemberiaan pakan induk selama pemeliharaan supaya berkecukupan, dengan pakan utama katak dan pakan tambahan berupa ikan rucah dan keong mas. Setiap satu induk ikan arwana mendapatkan jatah pakan berupa katak 2-6 ekor. Sedangkan pakan larva ikan dalam masa pemeliharaan pembesaran diberi cu (jentik serangga) atau cacing beku (blood worm) sebanyak 3-5 % dari berat badan ikan setiap hari.

Waktu panen anakan yang paling tepat ketika pengeraman di mulut induk setelah 21 hari. Kemudian dipelihara di akuarium, dan dengan cara ini dapat menekan kematian anak ikan serendah mungkin. Pemeliharaan larva ikan yang dipanen ternyata menunjukan hasil yang relatif baik dengan kematian anakan kurang dari 20 %. Keberhasilan tersebut karena ditunjang oleh teknologi pemeliharaan ikan yang memenuhi standar, yakni larva dipelihara di akuarium kecil berukuran 35x35x20 cm, yang ditempatkan dalam akuarium lebih besar berukuran 100x45x40 cm, di akuarium
kecil tersebut dibuat sistem sirkulasi airnya dengan pusaran air yang memadai dan suhunya dijaga optimal 29o

Produksi anakan yang dihasilkan bisa optimal apabila kandungan telur juga dikondisikan. Oleh karena itu perlu upaya penyuburan telur, dengan pemberian tambahan gizi berupa vitamin E dan yang lainnya. Multivitamin dapat dimasukkan ke perut katak yang akan dimakan oleh induk ikan. Kolam yang dipakai berupa kolam tanah berukuran rata-rata 500 m2 (10x50x2 meter), dengan pengaturan sirkulasi air yang relatif sempurna berupa pemasukan dan pengeluaran air yang mengalir sepanjang waktu dengan sumber air tanah.

Dalam suatu contoh pengusahaan yang telah berjalan, organisasi pelaksanaan dalam pengeloaan budidaya ikan silver dilakukan oleh sebuah koperasi yang telah memiliki badan hukum, yaitu koperasi Bhakti Hayati. Koperasi yang telah berpengalaman dalam usaha agribisnis dan sehat secara permodalan, sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan mitra usaha. Pelaksanaan kemitraan usaha dengan koperasi tahap pertama berjalan sukses. Untuk upaya lebih lanjut, budidaya ikan arwana silver melalui program Iptekda sangat perlu dikembangkan, dan informasinya
disebarluaskan kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa mengambil manfaatnya, sehingga bisa meniru untuk melakukan pembudiyaan yang hasilnya dapat disalurkan ke pasar lokal maupun keperluan ekspor. Ujung dari kegiatan ini tidal lain adalah dalam rangka berupaya mensejahterakan masyarakat melalui penerapan Iptekda LIPI, dan bisa menghasilkan efek usaha yang dapat meningkatkan penerimaan devisa negara melalui ekspor (Darwanta).



Artikel ini ditulis oleh Darwanta : Warta Kita, Agustus 2009
Artikel ini diunggah oleh Pramono pada tanggal 12 November 2009

◄ Newer Post Older Post ►