Jumat, 04 Maret 2011

Koleksi Buku Perpusda jauh dari Ideal

Rembang-Minat baca warga Rembang terus bertambah, seiring makin representatifnya bangunan Perpusatakaan Daerah (Perpusda) Rembang. Gedung yang menempati bangunan baru eks Gereja Portugis di kawasan wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini (DABTRPK), ternyata meningkatkan animo elemen masyarakat datang berkunjung.


Tercatat Jumlah pengunjung kurun waktu 2010, sebanyak 16.253 orang. Sedangkan tahun sebelumnya sejumlah 8.000-an orang. Namun peningkatan kunjungan belum sebanding koleksi buku yang dimiliki Perpusda.


Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Pengolahan Data Elektronik (Parsip dan PDE) Kabupaten Rembang Edy Winarno mengakui, koleksi buku bacaan di perpusda sangat jauh dari ideal. Dalam kaidah kepustakaan, perbandingan antara jumlah warga dengan buku koleksi perpustakaan harusnya 1 berbanding 10. Dengan pengertian 1 buku untuk dibaca 10 orang, namun dengan jumlah warga Rembang sekira 600 ribu orang, harusnya koleksi di perpusda sebanyak 60 ribu buku.


Sedangkan saat ini hanya dimiliki 25 ribu buku saja, sementara jumlah buku elektronik sekira 20 ribu judul, dan masih kurang sebanyak 15 ribu buku lagi


Disampaikan Edy, ditahun 2011 ini pihaknya hanya mendapat alokasi dana sebanyak Rp 13 juta untuk pengadaan buku, baik membeli buku baru dan perawatan buku-buku yang rusak. Mengingat minimnya anggaran pihaknya harus cermat dalam perhitungan dan pengadaan buku. Tahun ini pihaknya berencana menambah koleksi buku elektronik koleksi perpusatakaan digital, karena harganya lebih murah dibanding membeli buku bacaan biasa.


Rencana penambahan buku elektronik Per judul dibanderol antara 2 hingga 5 ribu, sedangkan buku cetak minimal seharga Rp 25 ribu. Sehingga selain berhemat, tentunya bisa mendapatkan lebih banyak jumlah buku elektronik, supaya jumlah koleksi perpusda Rembang mencapai jumlah ideal.


Menurut Edy Winarno, dari klasifikasi staf perpusda terhadap jenis buku yang dibaca pengunjung diketahui, anak-anak Sekolah Dasar menggemari buku fiksi populer, pelajar SMP dan SMA memilih biografi dan otobiografi tokoh/pahlawan nasional, mahasiswa dan karyawan menyukai jurnal dan laporan-laporan ilmiah.


Sedangkan masyarakat umum cenderung membaca buku-buku ketrampilan atau life skill. Pihaknya sengaja memerintahkan jajarannya melakukan pendataan mendalam terhadap jenis bacaan, karena hal itu terkait pengadaan tambahan buku koleksi perpusda.

◄ Newer Post Older Post ►