Rabu, 23 Maret 2011

Mencintai hingga Terluka

Keteguhan hati wanita itu bulat : berpisah !
Hari itu , ketika Shanty tahu perkawinan itu ternyata pahit. Bukan hikayat 1001 malam yg terus gemerlap mempesona. Ia harus berpisah , meski cinta atas suaminya membara di hatinya.
Ia bawa pulang duka itu ke tanah airnya Indonesia. Dan di atas perjalanannya dari Hongkong, ia tumpahkan kesedihannya kepadaku.

"Tak pernah tahu Jimmy bahwa cintaku padanya tak kunjung surut," keluh Shanty memelas.
Perjalanan keliling amat ia nikmati bersama suaminya yg seorang diplomat. Ke berbagai negara sahabat, mereka lewatkan masa honeymoon.
Bahkan sampai kelahiran putri mereka Sasha dan juga Nasha. Semuanya melengkapi kebahagiaan pasangan ini.


Belum 15 tahun perkawinan, Jimmy tiba-tiba memaksa cerai. Tak mampu Shanty memahami keretakan ini. Padahal ia telah melepaskan kewarganegaraannya demi Jimmy. Anak-anak sedikit pun tak paham. Mereka pun balik pulang ke tanah air dengan sedih berlinang air mata. Mereka memendam duka.

Shanty amat terpukul. Kekasih Jimmy ternyata baby-sitter Sasha yg lama bersama mereka. Sang pengasuh ternyata telah mengubah hati sang diplomat, ketika berkeliling mengasuh Sasha dari satu negara ke negara lain. Jimmy telah mengikuti dorongannya. Shanty lantas menulis sebait duka ketika berpamit : "Jimmy perpisahan tak membuat cintaku berubah. Aku memaafkan engkaupun bila kau tak kembali. Kapan pun aku menjemputmu penuh pengampunan, meski hati ini amat terluka. Shanty!".

Pengampunan Shanty ternyata tidak sia-sia. Lima tahun berselang, ia mengangkat telpon menghubungiku. "Sobat , hari ini Jimmy kembali ! Saya bahagia, karena kedukaanku sedikit pun tidak menghapus cintaku " ujar Shanty bahagia.
Jimmy akhirnya mengenal cinta sejati karena duka yg penuh maaf dari Shanty istrinya.
Mereka menyatu lagi, tak cuma kewarganegaraannya.

Lebih dari seminggu, telepon Shanty tak hilang dari ingatan saya. Hampir tak yakin saya di jaman ini, ada kesetiaan yg begitu putih. Polos tanpa basa-basi. Shanty ternyata tidak menggores kepedihan cinta ketika pamit dari perkawinan cinta. Tidak juga tudingan kegagalan itu ia bawa dlm duka yang meronta-ronta.
Di ujung keputusasaan seorang istri , ia justru memberi nilai dan arti dari cintanya. Ia memang terluka. Bahkan tak berdaya. Namun, lukanya tidak membuat ia mencaci maki cintanya. Ia tidak berserapah atas kegagalan itu. Ia malah mengungkapkan isi terdalam hatinya.
"Aku tetap menjemputmu penuh pengampunan," tulis Shanty pada suaminya.
Shanty penuh maaf. Dan terjadilah, cinta itu melintas luka dan duka.
Ia tak menggores - gores romantika pedih, tetapi menabur benih kasih, walau dengan penantian yang panjang.

Biarawati tua Kalkuta Bunda Teresa (alm.) pernah bergumam sama.
"Mencinta secara sejati adalah mencinta hingga terluka.
Sekali memberi diri, cinta harus tuntas tanpa kembali.
Karena setiap kali cinta diberikan , ada onggokan hati ikut tergali dari sang pemberi cinta.
Setiapkali mencinta ada kepenuhan hidup yg tersalurkan kepada orang lain, dari onggokan itu.
Dan makin berarti cinta itu, bila onggokan hati yang tercurah itu menumbuhkan orang lain, Dan onggokan hati itu adalah helai-helai kasih yang siap tersobek, tercabik , juga terluka dalam-dalam bila itu diberikan."
Shanty terluka parah hatinya. Secara kasat mata ia menyaksikan pengkhianatan cinta suaminya. Makin parah lukanya ketika ia mengungkapkan pengampunan di tengah ketidakpastian. Makin tercabik sukmanya ketika maaf itu harus keluar dari onggokan hati yang ditinggalkan, tercampak sendirian.
Dengan luka yang sama, wanita kukuh ini mampu mendekap kembali sang suami. Ia terluka, tapi amat luhur dalam mengartikan cinta.
.
.
◄ Newer Post Older Post ►