Kamis, 17 Maret 2011

Rantai Distribusi Melalui Singapura Harus Diputus

TANJUNG PINANG – Rantai distribusi ekspor dan impor dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melalui Singapura sudah saatnya diputus untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Untuk itu, Kepri perlu membangun pelabuhan kargo yang refresentatif agar bisa melakukan ekspor dan impor secara langsung ke berbagai negara tanpa melewati Singapura.




Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rohmin Dahuri mengatakan, sebagai daerah kepulauan yang letaknya sangat strategis dan berstatus sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, mestinya provinsi Kepulauan Riau memiliki pelabuhan kargo yang bertaraf internasional untuk menunjang aktivitas industri.

“Sewaktu saya masih menjadi Menteri Kelautan, banyak orang berharap agar Kepri memiliki pelabuhan kargo internasional tapi ironisnya belum ada satupun pelabuhan kargo yang refresentatif justru kebanyakan pelabuhan yang ada saat ini adalah pelabuhan penumpang yang tidak mendukung industri,” katanya, dalam seminar kelautan di Tanjung Pinang, Kepri Rabu (16/3).

Ironisnya, sampai saat ini Kepri belum memiliki pelabuhan kargo yang refresentatif sehingga sampai saat ini perusahaan di Kepri yang ingin mengeskpor atau impor barang harus melalui pelabuhan Singapura.

Kondisi yang sudah berlangsung lama tersebut sangat merugikan industri nasional, karena pengiriman barang melalui Singapura dikenakan biaya yang cukup besar sehingga daya saing industri di Kepri menjadi tidak kompetitif.

Menurut Rohmin, keberadaan pelabuhan kargo yang refresentatif sangat penting untuki meningkatkan perekonomian Kepri dan meningkatkan daya saing industri nasional, sebab pelaku industri tidak perlu lagi mengeluarkan biaya di Singapura untuk mengirim barang

“Biaya jasa yang dikeluarkan pemerintah dan swasta sangat besar untuk membayar pemakaian pelabuhan di Singapura dan itu sangat menguntungkan Singapura terlebih tarifnya sangat tinggi. Misalnya saja tarif pengiriman barang dari Kepri ke Singapura justru lebih mahal dibanding dari Kepri ke Amerika Serikat,” katanya.

Pelaku usaha di Batam, Esther Satyono mengakui bahwa pihaknya selalu merasa dirugikan ketika hendak mengekspor barangnya ke Vietnam jika harus melalui Singapura. Pasalnya, biaya jasa pelabuhan yang diterapkan Singapura sangat tinggi.

“Kalau hendak ekspor barang ke Vietnam , kami harus kirim terlebih dahulu ke Singapura, lalu dalam jangka waktu 6 jam perjalanan kami harus bayar 1000 dolar Singapura ke pihak pemerintah Singapura,” katanya. (gus).
◄ Newer Post Older Post ►