Minggu, 10 April 2011

Budidaya Lele Sejahterakan Warga Srikaton

Budidaya Lele Sejahterakan Warga Srikaton

Usaha budidaya ikan lele dan ayam petelur yang sedang ditekuni warga Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Provinsi Bengkulu, ternyata tidak sia-sia. Dari usaha tersebut, warga setempat bisa meraup jutaan rupiah setiap bulan.

Pada panen akhir 2010 misalnya, para petani lele di desa tersebut, bisa menghasilkan sekitar Rp 3 juta/bulan dari hasil penjualan ikan air tawar tersebut. Seperti dituturkan Sugito (32). dalam tempo tiga bulan ia bisa meraih pendapatan sekitar Rp 12 juta dari hasil penjualan ikan lele.

"Kami sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia (BD Bengkulu, yang sudah membina kami sebagai petani ikan lele." ujar Sugito, anggota kelompok budidaya ikan lele saat ditemui di Desa Srikaton belum lama ini.

Desa Srikaton memang menjadi salah satu desa binaan BI Bengkulu untuk usaha budidaya lele dan ayam petelur. Karena keberhasilannya dalam usaha ini, khususnya untuk ikan lele, desa ini pun pada Maret 2011 lalu, ditetapkan menjadi pilot proyek Program Desa Kita oleh BI Bengkulu.

Dalam program budidaya tersebut, awalnya BI membantu membuatkan 24 unit kolam untuk budidaya lele. Kolam tersebut, dikelola oleh kelompok-kelompok masyarakat

BI pun menambah lagi menjadi 50 unit kolam ikan lele. Warga juga diberikan bantuan bibit ikan lele, serta pengetahuan tentang cara beternak lele yang baik.

Usaha tersebut tak sia-sia. Memasuki akhir 2010, warga Srikaton panen raya. Ribuan ekor lele segar dihasilkan. Hasilnya dijual kepada para pedagang pengumpul dengan harga antara Rp 10.000-12.000/kg. bergantung pada besar-kecilnya ikan.

Pasar

Menurut pengakuan Sugito, penghasilan Rp 12 juta per tiga bulan atau sekitar Rp 4 juta per bulan diperoleh hanya dari satu kolam ikan saja. Setiap tiga bulan mereka panen, dan akhir 2010 lalu merupakan masa panen raya ikan lele bagi petani Srikaton.

Ikan-ikan tersebut, kata Sugito, dijual di pasar-pasar tradisional di Kota Bengkulu serta pada para pedagang pengumpul sampai ke Bengkulu Tengah. "Kalau soal pemasaran, kita tak kesulitan karena banyak pedagang pengumpul yang datang sendiri membeli lele di kolam kami, dan dijual lagi ke pasar-pasar tradisional atau ke para langganannya," ujar Sugito.

Hal senada diungkapkan anggota kelompok budidaya ikan lele lainnya. Wagiman (45). Ia mengatakan, sejak dikembangkan budidaya ikan lele di desa tersebut, maka pendapatan mereka meningkat. Menurutnya, selama ini sebagian besar warga Srikaton mengantungkan hidup dari hasil panen padi.

Tapi sejak ada progam budidaya ikan lele tersebut, sebagian masyarakat beralih dan mengembangkan usaha tersebut karena hasilnya sangat menjanjikan. "Kami yakin, jika usaha budidaya ikan lele ini terus dikembangkan, ekonomi warga kami akan meningkat sehingga dapat hidup sejahtera." ujarnya. Deputi Gubernur BI, S Budi Rahadi saat peluncuran Program Desa Binaan BI

Bengkulu dan menetapkan Desa Srikaton sebagai Program Desa Kita di Bengkulu mengatakan, saat ini BI tak lagi sekadar membantu secara finansial, tapi juga menjalankan program pembinaan untuk mendorong peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

Menurutnya. Desa Srikaton telah dipilih sebagai pilot proyek karena keuletan dan keberhasilan yang dicapai. "Hal yang sama juga kita lakukan di semua daerah di Indonesia," katanya.

Kepada Cabang BI Bengkulu. Causa Imam Karana mengakui, hasil panen ikan lele milik petani kelompok usaha produktif binaan kita di Desa Srikaton sangat menjanjikan. "Satu kolam dapat menghasilkan ikan lele lebih dari dua ton. Usaha budidaya ikan lele di Desa Srikaton benar-benar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat," ujarnya.

Kemudahan Kredit

Pelaksana Tugas (Pit) Gu-bemur Bengkulu. Junaidi Hamsyah mengharapkan usaha budidaya ikan lele yang dikembangkan masyarakat Desa Srikaton hendaknya terus ditingkatkan sehingga kehidupan masyarakat di daerahnya semakin sejahtera.

Ia meminta jumlah kolam ikan lele yang ada sekarang bisa ditingkatkan menjadi ratusan unit, sehingga ke depan desa ini menjadi sentra produksi ikan lele terbesar di Provinsi Bengkulu.

"Saya optimistis jika masyarakat Desa Srikaton mau bekerja keras mengembangkan usaha budidaya ikan lele tidak mustahil kesejahteraan akan meningkat. Apalagi pendapatan dari usaha ini sangat menjanjikan," ujarnya.

Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah meminta kalangan perbankan di daerah ini dapat memberi kemudahan pinjaman kredit kepada para petani lele yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya.

Salah satu yang bisa diperoleh masyarakat, yaitu fasilitas kredit usaha rakyat (KLH). Saya berharap bank bisa memberikan banyak kemudahan dalam mendapatkan KUR. sehingga usaha ekonomi kerakyatan di Bengkulu akan berkembang pesat di masa mendatang, katanya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada BI Bengkulu yang telah membina masyarakat Desa Srikaton untuk mengembangkan usaha tersebut sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. ISP/lsmin)

Sumber : Suara Pembaharuan07 April 2011,hal.13
◄ Newer Post Older Post ►