Jumat, 08 April 2011

Cara Budidaya Ikan Mas (Bagian 1)

cara budidaya ikan mas

PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah
tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh
normal, jika lokasi pemeliharaan
berada pada ketinggian antara 150-1000 m
dpl.
cara budidaya ikan mas

4) Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan mas harus
bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan
kimia beracun, dan minyak/limbah
pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang
pesat di kolam, sawah, kakaban,
dan sungai air deras. Kolam dengan sistem
pengairannya yang mengalir
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisik ikan mas. Debit air untuk
kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8. 7) Suhu air yang baik berkisar
antara 20-25 derajat C.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan
Peralatan

1) Kolam Lokasi kolam dicari yang dekat
dengan sumber air dan bebas
banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai
dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk Luas kolam tergantung jumlah
induk dan intensitas
pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg
induk memerlukan kolam seluas
500 meter persegi bila hanya mengandalkan
pakan alami dan dedak.
Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk
100 kg induk memerlukan luas
150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam
sebaiknya persegi panjang
dengan dinding bisa ditembok atau kolam
tanah dengan dilapisi anyaman
bambu bagian dalamnya. Pintu
pemasukan air bisa dengan
paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya
berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan Tempat pemijahan dapat berupa
kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan
tergantung jumlah induk yang
dipijahkan dengan bentuk kolam empat
persegi panjang. Sebagai
patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan
berat 3 kg memerlukan luas
kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban.
Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin
agar dasar kolam dapat
dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon
dan pengeluarannya bisa juga
memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil)
atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama
dengan kolam pemijahan dan
seringkali juga untuk penetasan
menggunakan kolam pemijahan.
Pada kolam penetasan diusahakan agar air
yang masuk dapat menyebar ke
daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan Bentuk kolam pendederan yang
baik adalah segi empat. Untuk
kegiatan pendederan ini biasanya ada
beberapa kolam yaitu
pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan
pendederan lanjutan 500-1000
m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan
pralon dan pengeluaran/
pembuangan dengan pintu berbentuk monik.
Dasar kolam dibuatkan kemalir
(saluran dasar) dan di dekat pintu
pengeluaran dibuat kubangan.
Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya
benih saat panen dan kubangan
untuk memudahkan penangkapan benih.
dasar kolam dibuat miring ke
arah pembuangan. Petak tambahan air
yang mempunyai kekeruhan
tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak
pengendapan dan bak
penyaringan.

2) Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan
dalam usaha pembenihan ikan
mas diantaranya adalah: jala, waring
(anco), hapa (kotak dari jaring/
kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser,
ember-ember, baskom berbagai ukuran,
timbangan skala kecil (gram) dan
besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring
secchi (secchi disc) untuk
mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang
digunakan untuk memanen/
menangkap ikan mas antara lain adalah warring/
scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm,
ayakan penandean diameter 5
cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish
bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat),
kekaban (untuk tempat
penempelan telur yang bersifat melekat), hapa
dari kain tricote (untuk
penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang
untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/
bambu, oblok/delok (untuk
pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih
ukuran 10 cm keatas), anco/
hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari
jaring nilon (untuk menangkap
ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap
benih ikan yang berumur satu
minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet,
tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap
induk ikan atau ikan konsumsi).

3) Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan
adalah melakukan penyiapan
media untuk pemeliharaan ikan, terutama
mengenai pengeringan,
pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu
dilakukan adalah pengeringan kolam selama
beberapa hari, lalu dilakukan
pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-
ikan liar sebanyak 25-200 gram/
meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk
buatan, yaitu urea dan TSP
masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter
persegi, bisa juga ditambahkan
pupuk buatan yang berupa urea dan
TSP masing-masing dengan dosis
15 gram dan 10 gram/meter persegi.

cara budidaya ikan mas

Baca lanjutan mengenai budidaya Ikan Mas pada postingan Cara budidaya Ikan Mas (Bagian 2)
◄ Newer Post Older Post ►