Sabtu, 09 April 2011

Cara Budidaya Ikan Mas (Bagian 2)

cara budidaya ikan mas

Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Induk Usaha pembenihan ikan mas
dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu secara tradisional, semi intensif
dan secara intensif. Dengan
semakin meningkatnya teknologi budidaya
ikan, khususnya teknologi
pembenihan maka telah dilaksanakan
penggunaan induk-induk yang
berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan
tidak lagi banyak bergantung
pada kondisi alam namun manusia telah
banyak menemukan kemajuan
diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi,
peningkatan derajat pembuahan
telur dengan teknik pembunuhan buatan,
penetasan telur secara
terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
cara budidaya ikan mas


a. Betina: umur antara 1,5-2
tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan
berat berkisar 0,5 kg/ekor.

b. Bentuk tubuh secar
akeseluruhan mulai dari mulut
sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.

c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari
panjang badan; lensa mata
tampak jernih.

d. Sisik tersusun rapih, cerah
tidak kusam.

e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang pangkal ekor
harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal
ekor.

Sedangkan ciri-ciri untuk
membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar,
buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping
mengeluarkan cairan berwarna
kuning.

b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma
berwarna putih.

2) Sistim Pembenihan/Pemijahan Saat ini dikenal dua macam sistim
pemijahan pada budidaya ikan
mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional Dikenal beberapa cara melakukan
pemijahan secara tradisional,
yaitu:
- Cara sunda: (1) luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi,
dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi
hari, induk dimasukan pada sore hari;
(2) disediakan injuk untuk
menepelkan telur; (3) setelah proses
pemijahan selesai, ijuk dipindah
ke kolam penetasan.

- Cara cimindi: (1) luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi,
dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi
hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan; (2) disediakan injuk
untuk menepelkan telur, ijuk
dijepit bambu dan diletakkan dipojok
kolam dan dibatasi pematang
antara dari tanah; (3) setelah proses
pemijahan selesai induk
dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah
pemijahan ijuk ini dibuka
kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu
dapat dipanen benih-benih ikan.

- Cara rancapaku: (1) luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi,
dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi
hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan, batas pematang
antara terbuat dari batu; (2)
disediakan rumput kering untuk menepelkan
telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan
dibatasi pematang antara dari
tanah; (3) setelah proses pemijahan
selesai induk tetap di kolam
pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka
akan berpindah tempat melalui
sela bebatuan, setelah 3 minggu
maka benih dapat dipanen.

- Cara sumatera: (1) luas kolam
pemijahan 5 meter persegi,
dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi
hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam
pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk
untuk menepelkan telur, ijuk
ditebar di permukaan air; (3) setelah
proses pemijahan selesai induk
dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih
berumur 5 hari lalu pindahkan ke
kolam pendederan.

- Cara dubish: (1) luas kolam
pemijahan 25-50 meter persegi,
dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam
35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam
pemijahan merupakan kolam penetasan; (2)
sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti
Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
(3) setelah proses pemijahan selesai
induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu
pindahkan ke kolam pendederan.


b. Sistim kawin suntik Pada sisitim ini induk baik jantan
maupun betina yang matang
bertelur dirangsang untuk memijah
setelah penyuntikan ekstrak
kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar
hyphofise diperoleh dari kepala
ikan donor (berada dilekukan tulang
tengkorak di bawah otak besar).
Setelah suntikan dilakukan dua kali,
dalam tempo 6 jam induk akan
terangsang....(Bersambung ke Postingan Cara Budidaya Ikan Mas Bagian 3)>
◄ Newer Post Older Post ►