Kamis, 14 April 2011

Diserbu Ayam Medan, Peternak Lokal tak Berkutik

Harga Jual Merosot
BIREUEN - Pasokan ayam potong dari Medan ke Aceh beberapa pekan terakhir dilaporkan cukup gencar. Akibatnya peternak lokal menjadi tak berkutik, kalah bersaing harga. Kondisi jadi semakin parah karena di sisi lain harga pakan justeru mengalami kenaikan.
Di Kabupaten Bireuen, dua pekan terakhir ini harga ayam potong mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per kilogram (kg). Menurut peternak di Kecamatan Juli, Suryadi, penurunan itu terjadi karena banyaknya pasokan ayam dari Medan. 
Kondisi ini sambung dia, membuat peternak lokal tak memiliki pilihan lain selain mengikuti harga ayam asal Medan tersebut. Penurunan ini kata dia, makin diperparah lagi dengan kenaikan harga pakan ayam, dimana dari sebelumnya Rp 280.000 naik menjadi Rp 283.000 per sak.
“Hal ini membuat keuntungan peternak menjadi semakin tipis. Idealnya harga ayam itu Rp 16.000 per kilo. Dengan harga segitu peternak memperoleh keuntungan sedikit,” sebut Suryadi.
Dia berharap pemerintah daerah ikut memikirkan dan memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi peternak ayam potong ini, sehingga usaha yang dirintis masyarakat dapat berkembang dan masyarakat tidak rugi.

Biaya pemeliharaan
Keluhan serupa juga disampaikan peternak ayam di Kabupaten Aceh Tamiang. Menurut Kelompok Ternak Akai, Fauzi, saat ini kondisi semua peternakan di Aceh amiang merugi karena biaya pemeliharaan ayam sampai pemasaran lebih besar dibandingkan harga ayam yang dijual.
Fauzi menjelaskan, kebutuhan pakan selama pemeliharaan (31 hari) untuk 1.000 ekor ayam sebanyak 53 sak, dengan harga per saknya berkisar berkisar Rp 282.000 hingga Rp 288.000, tergantung pakan. Sementara harga bibit untuk 100 ekor sebesar Rp 530.000, sehingga total kebutuhan biaya selama pemeliharaan mencapai Rp 22 juta.
Sementara pendapatan yang didapat dari penjualan ayam hanya sebesar Rp 18 juta. Artinya dari penjualan tersebut peternak mengalami kerugian sebesar Rp 4 juta. Pihaknya tidak mampu berbuat apa-apa karena harga ayam ternaknya tidak mampu bersaing dengan ayam potong pasokan dari Medan.
Pihaknya mempertanyakan kepada pemerintah kenapa pemerintah tidak bisa melindungi peternak lokal dengan menstabilkan harga, sehingga ayam dari luar daerah juga mengikuti harga ayam pasaran yang ada di Tamiang. Dia juga mempertanyakan seberapa besar memangnya PAD yang didapat Aceh dari masuknya ayam-ayam Medan tersebut.
“Saya ke dinas peternakan untuk mempertanyakan kondisi tersebut namun mereka tidak memiliki data berapa jumlah ayam potong yang masuk ke Tamiang,” ujarnya.(yus/md)

Thu, Apr 14th 2011, 09:58
◄ Newer Post Older Post ►