Kamis, 07 April 2011

organogenesis pada bivalvia



Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik
Organogenesis terdiri dari 2 periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Selama pertumbuhan terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif menjadi bentuk definitif, yang khas bagi suatu spesies. Periode pertumbuhan akhir, penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman/wajah yang khas bagi individu).

Organogenesis pada bivalvia dimulai pada ukuran 5 – 7 mµ. Kontak sel-sel pendukung menjadi berkurang saat oosit dilapisi oleh vittelline layer. Oosit matang menuju ke lumen folikel dan akhirnya mengisi lumen, bentuknya menjadi titik beraturan karena saling berdesakan. Oosit matang mempunyai germinal vesikel di dalam nucleus, sitoplasma yang besar dan bagian luar dengan vitelline layer yang diselubungi jelly. Oogenesis diawali dengan pembelahan-pembelahan secara mitosis sel-sel germinal primordial yang berada di dinding terdalam folikel, kemudian berkembang menjadi oogonia primer, Oogonia ini mengalami mitosis sehingga terbentuk dua sel yang dinamakan oogonia sekunder, selanjutnya mengalami meiosis untuk berdiferensiasi menjadi oosit matang. Secara beurutan tahapan oogenesis adalah periode perbanyakan, pertumbuhan dan pematangan.

Peran asam retinoat dan hormon tiroid sangat diperlukan bagi diferensiasi sel dan organogenesis pada embrio. Ekspresi transporter MCT-8 yang banyak ditemukan pada otak dan plasenta merupakan mediator yang menyerap hormon tiroid dari peredaran darah menuju ke dalam sel, yang diperlukan bagi pertumbuhan neuron, yang diaktivasi oleh asam retinoat.

Pada proses diferensiasi, oosit sekunder berubah menjadi oosit matang mengalami enam fase proses kejadian yaitu :
1. Pembentukan germinal vesike
2. Sintesis RNA
3. Vitelogenesis
4. Pembentukan kortikel granula
5. Penambahan sel-sel auxiliary pada oosit
6. Pematangan gonad
Vitelogenesis atau proses pembentukan kuning telur diawali dengan pembentukan butiran kuning telur yang kemudian diikuti oleh pembentukan lapisan vitellie. Pembentukan kuning telur aik secara endogenous dan exogenous termasuk pengambilan materi secara langsung melalui proses pinositosis dari sel-sel auxiliary yang mengandung gizi. Materi yang diserap oleh sel-sel tersebut selanjutnya masuk ke sitoplasma yang berhubungan dengan mitokondria dan hasil sekresi reticulum endoplasma. Lapisan granulose ikut terlibat pada proses produksi kuning telur pada folkel oosit bagi perkembangan oosit. Terdapat satu interaksi antara folikel sel dan oosit pada bivalvia. Sel folikel yang menyelubungi oosit awal kemudian pecah pada bagian apexnya yang Nampak seperti oosit yang menonjol dalam lumen folikel tetapi masih menempel pada bagian tangkai basal sampai matang. Energi yang dibutuhkan untuk keperluan reproduksi berasal dari sumber makanan yang disalurkan ke tempat penampungan makanan.
◄ Newer Post Older Post ►