Senin, 11 April 2011

Penghasilan Radio streaming



Salah satu cara unik mendengarkan lagu adalah melalui jalur streaming. Radio streaming merupakan radio yang menggunakan jalur internet sebagai media penyampaian kepada khalayak ramai tanpa menggunakan gelombang FM maupun AM. Sudah satu tahun cara ini saya gunakan ketika rasa jenuh datang ketika mendengarkan radio sekitar. Hampir semua format yang disuguhkan terasa sama di radio daerah sendiri, ciri khas yang paling menonjol yaitu format baca sms pendengar. Penyiar seakan-akan sudah di diklat untuk menjadi pelayan para pendengar hanya dengan memutarkan lagu request mereka. Padahal jauh hari, setiap radio komersil maupun komunitas punya standart ideal dalam bidang kepenyiaran yang tidak sama dengan yang lain. Entah di mulai dari tiap acara, genre musik sampai gaya sang announcer, semua sudah barang tentu terencana dari hasil kesepakatan pada saat awal pembentukan ataupun dari rapat (mingguan bahkan bulanan). Dari situlah, semua plan buat kedepan hancur hanya karna sebuah radio mengikuti pendengar bukan pendengar yang mengikuti format radio.
Example:  Dalam suatu acara di malam hari, sang penyiar radio memberikan sebuah pertanyaan ringan yang di berikan kepada pendengar dengan tujuan mengajak ke dalam permainan kata. Setelah pertanyaan di berikan, contact radio bisa di hubungi melalui sms. Hasilnya, pendengar banyak yang kurang merespon. Itu terbukti sms yang masuk hanya request lagu tanpa menjawab pertanyaan tadi. Kalau menjawab (entah salah ataupun benar) kemudian minta lagu kan enak kelihatannya, jadi imbang. Permasalahan kecil inilah yang bisa memberantakkan format acara walau bisa saja problem awal yang muncul berasal dari penyiar radio sendiri, entah belum bisa menguasai audience atau kurang jelas dalam menyampaikan pertanyaan/memang belum waktunya untuk menjadi announcer, hehe.
Memang, keterpaksaan merubah strategi di ambil untuk bisa mengikuti arus pasar agar PT. radio tetap bisa mendapatkan penghasilan dari iklan, promo, dan pemutaran sponsor (dalam bentur spot atau adlib) dan para pegawai bisa tetap memperoleh salary bulanan. Itulah ketakutan sebuah instansi jika para pendengar setia sudah  mulai meninggalkan radio dan beralih ke radio lain yang lebih cocok dengan taste mereka atau bahkan pihak pengelola sudah kehilangan pendapatan dari advertisement product. Masalah krusial.
Terlepas dari problem diatas, saya sedikit mencoba membandingkanya dengan radio kota melalui jalur streaming tanpa harus keliling provinsi hanya untuk mendengarkan siaran radio. Dari hasil penelusuran, banyak sekali yang bisa saya jumpai tapi hanya 4 favorit pilihan telinga ini, hehe.
1. Favorit pertama, Hardrock FM jakarta
2. Favorit kedua, Prambors FM jakarta
3. Favorit ketiga, Swaragama FM Yogjakarta lewat Jogja Streamers
4. Favorit keempat, Smart FM jakarta
5. Favorit kelima, Radio Time (All segment)


Dan dari kesemuanya itu, ternyata radio model-model ibukota & kota memang sudah terformat dengan baik. Disitu idealisme radio terasa kental, jadi apa yang sudah di sepakati bersama benar terlaksana mulai dari Directur, programer, musik directur, gate keeper, scripwriter, announcer, de el el, bahkan mungkin sampai office boy-nya. Acara yang disuguhkan juga banyak yang menarik. Radio kota mengajak pendengar mengikuti apa yang mereka suguhkan bukan sebaliknya untuk melayani apa kemauan para pendengarnya.


Anda ingin punya radio streaming,anda bisa menggunakan jasa pembuatan radio streaming 
Klik link dibawah ini 
Jasa pembuatan radio streaming

Sumber: http://salahtingkah.wordpress.com/
◄ Newer Post Older Post ►