Minggu, 03 April 2011

Pukat Cincin

PUKAT CINCIN



Pukat cincin adalah jaring yang umumnya berbentuk 4 persegi panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Pukat cincin (purse seine) adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring Iingkar (surrounding nets,). Disebut pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana tali cincin (purse line) atau tali kerut dilalukan didalamnya.



Fungsi cincin dan tali kerut/ tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada tiap akhir penangkapan. Pukat cincin ini produktivitas hasil tangkapannya termasuk tinggi terutama untuk penangkapan ikan pelagik.

Konstruksi
Dilihat dari segi konstruksi maka bagian/komponen pukat cincin dapat dikelompokkan dalam 4 bagian besar yaitu: (1) badan jaring, (2) tali kerut, (3) cincin (ring) serta (4) pelampung dan pemberat, (5) tali selambar.
Berdasarkan Subani dan Barus (1989) konstruksi dari pukat cincin terdiri atas:
1. Bagian jaring, nama bagian-bagian jaring ini belum mantap, tetapi ada yang membagi menjadi 2 yaitu bagian tengah dan jampang. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian, yaitu: Jaring utama, bahan nilon 210 D/9, # 1 inci (1#) Jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6, # 1 inci (1#); Jaring kantong, # 3/4 inci (3/4”).

2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan dipasang pada bagian atas, bawah dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, # = 1 inci) (1”) sebanyak 20,25 dan 20 mata.

3. Tali-temali,
4. Tali pelampung, bahan PE, diameter 10 mm, panjang 420 m;
5. Tali ris atas, bahan PE, diameter 6 mm dan 8 mm, panjang 420 m;
6. Tali ris bawah, bahan PE, diameter 6 mm dan 8 mm, panjang 450 m;
7. Tali pemberat, bahan PE, diameter 10 mm, panjang 450 m;
8. Tali kolor, bahan kuralon, diameter 26 mm, panjang 500 m;
9. Tali selambar, bahan PE, diameter 27 mm, panjang bagian kanan 38 m dan kiri 15 m;
10. Pelampung, ada 2 pelampung dengan bahan yang sama yakni synthetic rubber (SR). Pelampung Y-50 dipasang di pinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir;
11. Pemberat, terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat;
12. Cincin, terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5 cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1 meter dengan jarak 3 meter setiap cincin. Ke dalam cincin ini dilalukan purse line.

Kapal pukat cincin adalah kapal yang secara khusus dirancang dan dibangun untuk digunakan menangkap ikan dengan alat penangkap jenis pukat cincin atau sering juga disebut pukat cincin, dan sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan mengangkutnya. Kapal pukat cincin ukuran 30-100 GT adalah kapal pukat cincin yang khusus dioperasikan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang selalu bermigrasi dalam bentuk schooling fish, seperti ikan tongkol besar dan cakalang. Kekhasan kapal pukat cincin terutama yang beroperasi pada waktu malam hari adalah pada bagian atas kapal, sisi atas wheel house, dilengkapi dengan lampu-lampu merkuri.

Tiap kapal pukat cincin ukuran di atas 30 GT seharusnya minimal dilengkapi dengan power block yang berfungsi untuk membantu menarik jaring dari dalam air ke atas dek kapal, atau di kapal-kapal pukat cincin Indonesia fungsi power block dapat diganti dengan capstan yang dipasang di atas dek kapal. Alat bantu penangkapan lainnya yang disarankan adalah pukat cincin winci, davit, skif boat. Selain itu, juga diperlukan alat bantu penangkapan seperti echo sounder, yaitu alat yang digunakan untuk mencari posisi schooling fish agar operasi penangkapan menjadi lebih efektif.

Kapal pukat cincin di atas 30 GT telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi. Alat bantu navigasi yang minimal harus ada di atas kapal adalab gyro compass dan SSB. Radar dan gyro compass digunakan untuk mengetahui posisi dan SSB sebagai alat komunikasi.

Metode pengoperasian
Pukat cincin (purse seine) dioperasikan dengan cara melingkari segerombolan ikan yang sebelumnya telah dideteksi keberadaanya. Penurunan (setting) dan penarikan (hauling) alat tangkap dilakukan pada sisi lambung bagian kanan kapal. Posisi kapal diatur sedemikian rupa agar jaring tidak terpintal pada baling-baling kapal. Setting berturut-turut dari salah satu ujung, bagian pelampung dan badan serta bagian bawah jaring sampai akhirnya pada bagian ujung sayap lainnya. Disela-sela penurunan jaring (setting) tersebut beberapa ABK menyisipkan cincin dan tali kerut pada ris bawah jaring yang telah dipasangi tali ring.


Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemasangan dan pelepasan cincin dan tali kerut, sehingga dengan demikian posisi jaring di atas kapal dapat diatur rapi dan mudah dioperasikan. Setelah semua jaring diturunkan, Iangkah selanjutnya adalah menarik tali kerut (purse line) dengan dibantu mein dan gardan. Diusahakan agar tali kerut terlebih dabulu menutup celah bagian bawah jaring dan pertemuan dua ujung sisi sayap sampai pelampung. Dalam kondisi yang demikian ikan-ikan tidak mungkin lagi lolos dari jebakan kurungan raksasa. Langkah selanjutnya adalah menarik secara bersama-sama bagian pelampung, badan jaring dan bagian bawah jaring (pemberat dan cincin), sehingga cekungan makin lama semakin menyempit. Dalam kondisi seperti ini ikan-ikan yang telah terkumpul mulai diserok (disekop) dan dimasukkan ke dalam palka setelah terlebih dahulu dibilas dengan air bersih. Akhir dari operasi penangkapan adalah semua bagian terangkat dan tersusun rapi di atas kapal. Seperti halnya jaring payang, penangkapan dengan pukat cincin ini dilengkapi dengan rumpon dan kadang menggunakan lampu untuk malam hari sebagai alat bantu penangkapan.

Daerah penangkapan
Operasi pukat cincin pada umumnya dilakukan di daerah yang masih subur dan bebas dari karang. Hasil tangkapan terutama untuk Jawa dan sekitarnya adalah layang (Decapterus spp), bentong (Caranx spp), kembung (Rastrelliger spp), lemuru (Sardinella spp) dan Iain-Iainnya.

Musim penangkapan
Musim penangkapan dari pukat cincin ini sepanjang tahun.
Pengadaan alat dan bahan jaring
Alat dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko perlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan dari pabrik jaring “PT. Arida” di Cirebon atau ”PT. Indoneptun” di Ranca Ekek Bandung. Pukat cincin banyak digunakan di daerah pantura (Jakarta, Cirebon, Batang, Pemalang, Tegal, Pekalongan, Juana, Muncar) dan pantai selatan Jawa (Cilacap, Prigi dan lain-lain). Pukat cincin ini ada yang menamakan kursin, jaring kolor, jaring slerek dan pukat cincin janggutan.

Kisaran harga saturn peralatan
Kisaran harga 1 unit alat tangkap Rp. 10,000,000-Rp. 15,000,000,-. Kisaran harga kapal termasuk mesin Rp. 10,000,000-20,000,000,-.



Sumber : Dit PMP, DKP
Kontak : Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta

Pernah Diaplikasikan di (Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Donggala, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pati)
◄ Newer Post Older Post ►